
Nama lengkapnya adalah Christiaan Snouck Hurgronje, dia lahir di Oosterhout, Belanda, pada 8 Februari 1857.Snouck merupakan anak ke empat dari Pendeta J.J.Snouck Hurgronje dan Anna Maria.Nama Christiaan Snouck Hurgronje merupakan nama gabungan dari nama kakeknya, Christian, dan nama ayahnya Snouck Hurgronje.Oleh kedua orang tuanya, Snouck di didik secara militan agar bisa menjadi pendeta.Salah satu gurunya adalah Theodore Noeldekhe di Sctrasburg, seorang missionaris ternama Eropa pada saat itu.
Hurgronje meraih gelar Ph.D dalam bahasa-bahasa Semit (1880).Disertasinya yang berjudul "Perayaan Mekah" banyak menghina Islam.Setelah itu dia di tunjuk menjadi dosen Islamic Studies di sebuah lembaga pendidikan di Leiden yang khusus mengkader calon pegawai pemerintah untuk Hindia Belanda (Indonesia).
Kecerdasan otak Snouck Hurgronje menarik perhatian pemerintah Belanda yang tengah kewalahan menghadapi berbagai rentetan pemberontakan umat Islam yang terjadi di daerah koloni seberang lautan (Hindia Belanda).Berbagai pemberontakan banyak terjadi, yang di pimpin oleh tokoh Islam setempat, seperti Sultan Hasanuddin, Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol dan masih banyak lagi.
Dan pada saat yang sama, pemerintah Belanda sedang kepayahan mencari cara untuk menghancurkan Aceh, sebuah wilayah dimana Islam menjadi satu-satunya kekuatan yang sangat tangguh.Akhirnya pemerintah Belanda mengirimkan Snouck Hurgronje ke Saudi (1885), dengan misi rahasia untuk mencari kelemahan umat Islam.Dengan berpura-pura menjadi seorang Muslim dengan nama Abdul Ghaffar, Hurgronje bisa dengan leluasa tinggal di Mekkah.Di jantung umat Islam ini, Hurgronje membuat jaringan dan aktif dalam berbagai diskusi persoalan keislaman.Kala itu Mekkah menjadi pusat dari pergaulan Internasional para Ulama seluruh dunia, dimana dalam Ibadah Haji mereka bertemu dan mendiskusikan berbagai masalah yang terjadi di negeri asalnya masing-masing.Hurgronje berusaha keras untuk bisa menyerap sebanyak mungkin semua informasi tentang umat Islam yang ada di kota Mekkah.